ABSTRAK
Faktor-faktor yang memengaruhi greenwashing perusahaan telah menarik perhatian akademis yang semakin meningkat karena relevansi teoretis dan praktisnya. Namun, peran lembaga informal dalam membentuk perilaku greenwashing masih belum dieksplorasi. Untuk mengatasi kesenjangan ini, studi ini secara empiris menyelidiki dampak keragaman dialek regional terhadap greenwashing di antara perusahaan-perusahaan yang sangat berpolusi, dengan menggunakan teori kognitif sosial dan data dari 13.035 pengamatan perusahaan per tahun dari perusahaan-perusahaan Tiongkok yang terdaftar di industri dengan polusi berat dari tahun 2012 hingga 2022. Temuan tersebut mengungkapkan korelasi positif yang signifikan antara keragaman dialek regional dan greenwashing. Intensitas regulasi lingkungan regional dan tingkat pendidikan memoderasi hubungan ini secara negatif. Selain itu, pengaruh keragaman dialek beroperasi terutama melalui kognisi budaya daripada transmisi informasi. Makalah ini tidak hanya memperluas dan memperkaya kerangka penelitian lingkungan makro-institusional dan perilaku perusahaan mikro, tetapi juga mengklarifikasi alasan adanya perbedaan geografis dalam greenwashing perusahaan dari perspektif lembaga informal, memberikan panduan teoretis dan praktis untuk pembangunan sistem tata kelola greenwashing perusahaan yang lebih komprehensif.
Keragaman Dialek dan Greenwashing Perusahaan: Bukti dari Tiongkok
